PERBANDINGAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN DI KOREA SELATAN, SHANGHAI, DAN KANADA
TASK
KULIAH KE-15
MATA KULIAH PEDAGOGIK LANJUT
S3 IP UNS 2019
Buatlah analisis
perbandingan pendidikan dan pembelajaran pada ketiga negara: Korea Selatan,
Shanghai, dan Kanada.
1. Lakukan
analisis perbandingan.
2. Kemukakan
karakteristik masing-masing sistem berdasarkan framework aliran pendidikan dan
teori belajar yang sudah Anda pelajari.
3. Lengkapi
analisis dengan referensi relevan.
4. Submit
file di SPADA.
JAWABAN
Hasil Analisis Video
Video berjudul Korea - Strong Performers and Successful Reformers
in Education[1]
menunjukkan bahwa orang tua di Korea mempunyai passion yang sangat kuat untuk pendidikan anak-anak mereka. Ini
karena mereka ingin anak mereka mempelajari skill yang diperlukan untuk abad
21. Tahun 1996 pemerintah Korea memperkenalkan sebuah rencana untuk
meningkatkan pendidikan dengan ICT di sekolah. Di tahun 2005 Korea mulai mendistribusikan dan melengkapi
teknologi ICT di ruang kelas serta memperluas cakupan kewajiban guru.
Tujuan dari “Pendidikan Cerdas” di Korea adalah untuk
mendigitalkan seluruh kurikulum sekolah Korea pada tahun 2015. Program tersebut
dirancang untuk merespon tantangan pendidikan abad 21 dengan menggerakkan dari
pendidikan yang seragam dan terstandarisasi ke pendidikan yang beragam dan
berbasis kreativitas, sementara pada saat yang sama menjembatani kesenjangan
pendidikan dengan membuat akses terbuka untuk semua.
Alasan utama pemerintah Korea
menciptakan kebijakan ini adalah untuk menghasilkan tenaga kerja abad 21, mampu
belajar kooperatif, dan mampu
mengomunikasikan ide mereka ke orang lain dengan lebih baik. Sudah diketahui
bahwa siswa Korea mencapai hasil yang mengagumkan dalam penilaian seperti PISA.
Salah satu alasan untuk performa yang kuat ini adalah kompetisi yang intens pada ujian masuk universitas. Orang tua ingin
mengirim anak mereka ke universitas terbaik, sehingga siswa bekerja sangat
keras untuk mencapai hasil yang baik pada ujian masuk.
Di masa lalu, siswa dapat
mempersiapkan untuk ujian masuk universitas dengan pembelajaran “pasif”. Namun
sekarang segalanya telah berubah dan pembelajaran “pasif” bukan lagi cara yang
bagus mempersiapkan untuk ujian. Pendekatan untuk belajar berubah, dan ketika
siswa diberikan kesempatan untuk menggunakan ICT mereka belajar secara “aktif”.
Mereka belajar bagaimana berpikir bebas dan kreatif, dan bagaimana memenuhi
tantangan era baru serta mengembangkan kapasitas belajar baru yang sebelumnya
kurang dimiliki oleh siswa Korea. Buku
teks digital membantu siswa untuk mencapai hal tersebut.
Proyek buku digital diluncurkan
dalam fase pilot pada tahun 2007 dan diuji di lebih dari 130 sekolah yang
dipilih di seluruh Korea. Pemerintah Korea membuat rencana untuk memperluas
buku teks digital ke semua sekolah dasar pada tahun 2014 dan untuk semua sekolah menengah bawah dan atas pada tahun 2015. Proyek buku teks
digital bertujuan untuk membantu anak-anak terlibat dengan orang lain dalam mengembangkan
pengetahuan mereka. Hingga saat video tersebut dibuat, buku-buku teks yang digunakan masih berbasis kertas. Namun, pemerintah Korea sangat menyadari bahwa dalam pendidikan modern
mereka membutuhkan informasi yang
terintegrasi dan lancar alih-alih informasi yang tetap, kemampuan untuk
benar-benar mengimplementasikan pengetahuan, dan kemampuan untuk mengamati sesuatu dan menyintesis pengetahuan yang berbeda.
Buku teks berbasis kertas dapat berisi informasi lama, tetapi
buku teks digital memungkinkan
perubahan dengan segera sesuai dengan kebutuhan yang ada. Tidak seperti buku teks tradisional,
yang hanya memiliki gambar statis, buku teks digital dapat memiliki gambar dan
video, yang memungkinkan pembelajaran yang lebih efektif untuk anak-anak. Fungsi internal lain dari buku teks digital adalah
"memo" atau "catatan" menggunakan pena. Dengan buku teks digital,
siswa dapat menggarisbawahi, menulis, dan
menghapus, seperti di memo atau notebook.
Siswa tidak terbatas hanya mencatat. Siswa dapat meneruskan apa yang ditulis kepada guru untuk ditinjau. Guru dapat meninjau semuanya secara instan. Jadi ini adalah cara yang lebih efektif bagi guru
untuk menilai kinerja siswa. Di masa lalu, setelah
siswa menyelesaikan tugas mereka, guru harus mengumpulkan pekerjaan mereka dan
membaca apa yang ditulis masing-masing siswa secara terpisah.
Hambatan terbesar untuk melakukan "Pendidikan Cerdas" di Korea kemungkinan adalah masalah keuangan. Setiap siswa di setiap kelas harus dilengkapi dengan
buku teks digital. Ada begitu banyak siswa
di kelas Korea. Rata-rata, lebih dari 30
siswa di setiap kelas. Biaya untuk menyediakan semua perangkat ini untuk setiap
siswa akan sangat tinggi. Mengembangkan perangkat
murah untuk disediakan bagi setiap siswa menjadi masalah penting.
Tujuan dari pendidikan melalui internet adalah untuk memudahkan siswa belajar dimana saja dan kapan saja. Pada tahun 2005 Korea meluncurkan Cyberhome Learning System untuk
memungkinkan siswa mengakses pelajaran kurikulum dan tugas secara interaktif
dari rumah. Selain menjembatani
sekolah dan rumah, sistem ini dirancang untuk memberikan akses yang lebih adil
terhadap materi pendidikan. Buku teks digital dan
prakarsa Home Learning System dapat saling melengkapi. Pembuat kebijakan di Korea berharap kombinasi ini akan
mengurangi tekanan orang tua untuk menghabiskan banyak uang dalam sekolah
tambahan pribadi. Pembelajaran berbasis cyberhome akan sangat membantu, terutama untuk siswa dari keluarga berpenghasilan rendah. Seorang guru tertentu akan ditugaskan untuk siswa selama belajar cyberhome setelah sekolah. Jadi jika siswa memiliki pertanyaan, atau ingin belajar
lebih banyak, mereka dapat memperoleh bantuan.
Setelah diuji, kelompok yang menggunakan buku teks digital menunjukkan
keterampilan dalam pemecahan masalah dan dalam belajar mandiri dibandingkan dengan kelompok yang tidak
menggunakan buku teks digital. Kinerja kelompok yang
kurang beruntung secara ekonomi lebih baik daripada kelompok lain. Pemerintah Korea juga menemukan bahwa siswa
yang menggunakan buku teks digital berkonsentrasi lebih baik pada konten
daripada mereka yang menggunakan buku teks kertas biasa. Pemerintah Korea mengantisipasi bahwa di
masa depan, guru yang tidak dapat memenuhi tuntutan baru dari siswa akan mengalami banyak
kesulitan dalam posisi mengajar mereka di sekolah.
Selanjutnya, yang akan saya bahas adalah video berjudul Shanghai (China) - Strong Performers and
Successful Reformers in Education[2]. Di video ini dijelaskan bahwa orang-orang
Cina memiliki harapan pendidikan yang sangat tinggi. Semua keluarga berpikir
bahwa pendidikan itu penting untuk anak-anak mereka. Jadi mereka telah mengatur
perkembangan seumur hidup setiap anak. Di Cina ada pepatah lama, jika seseorang
tidak memiliki perencanaan jangka panjang maka masalah akan semakin dekat. Saat
ini, banyak pakar dan pendidik asing datang ke Shanghai untuk melihat
perkembangan pendidikan di Shanghai. Dalam 30 tahun terakhir, pendidikan
Shanghai telah berkembang sangat cepat. Pada tahun 2009 rata-rata PISA Shanghai
mencetak skor tertinggi di dunia.
Pendidikan dasar di Shanghai memiliki sejarah dan tradisi yang sangat
panjang. Dalam tiga dekade terakhir pemerintah di Shanghai telah memberikan
perhatian khusus pada penyebaran pendidikan publik baik dalam hal pendanaan
pendidikan untuk kaum muda, dan dalam membuat kebijakan. Pemerintah Shanghai
telah melakukan banyak upaya untuk meningkatkan akses kaum muda ke pendidikan.
Tentu saja dalam proses pengembangan sistem pendidikan ini, masalah telah
muncul dan pada setiap titik pemerintah Shanghai telah mengembangkan kebijakan
pendidikan baru untuk menyelesaikan masalah ini. Adil untuk mengatakan bahwa
kualitas sistem pendidikan publik Shanghai sangat bagus.
Masalah yang dihadapi Shanghai saat itu adalah variasi kinerja antar
sekolah. Dalam proses pengembangan, banyak sekolah baru telah dibangun dan
mereka menghadapi beberapa masalah. Sekolah baru belum memiliki tradisi,
pengalaman, dan guru yang terlatih. Akibatnya beberapa keluarga yang tinggal di
dekat sekolah tidak terlalu bahagia. Administrasi yang diberdayakan adalah
pendekatan baru untuk meningkatkan kualitas sekolah yang lebih lemah di
Shanghai. Di bawah Pemberdayaan Administrasi: sekolah yang kuat dari Shanghai
atau lembaga pendidikan dikontrak untuk memperkuat sekolah yang lebih lemah. Sekolah
atau institusi yang kuat memberikan bimbingan administrasi dan pedagogis. Institusi
semacam itu umumnya terdiri atas kepala sekolah dan guru pensiunan. Program ini
mendapatkan dukungan dari pemerintah kota serta masyarakat luas. Sekolah-sekolah
yang lebih kuat dan sekolah-sekolah yang berkinerja lebih rendah menandatangani
perjanjian kerja sama dalam bentuk konsorsium. Dalam perjanjian ini, tanggung
jawab, hak, dan kewajiban masing-masing sekolah didefinisikan dengan jelas.
Pemberdayaan administrasi melibatkan empat mitra: (1) pemerintah kota
Shanghai, (2) mitra eksternal (sekolah atau perusahaan), (3) otoritas
pendidikan kabupaten yang membiayai upaya tersebut, dan (4) badan evaluasi
eksternal untuk secara independen menilai hasil proyek. Dalam proses
pengembangan di Shanghai, umumnya sekolah-sekolah di dalam kota beroperasi
lebih baik, kualitas pendidikan lebih tinggi, dan guru memiliki peralatan yang
lebih baik. Sebaliknya, di bagian-bagian terpencil Shanghai, transportasi tidak
nyaman, komunitas pengajarnya tidak kuat, dan manajemen sistem pendidikan tidak
mengikuti standar tertentu. Pada dasarnya, kepala sekolah dan tim manajemen
mereka memiliki gagasan terbatas tentang cara mengelola sekolah modern. Mereka
tidak memiliki landasan teori yang kuat dan tidak mengikuti perubahan era baru
teknologi informasi dan modernisasi. Kedua, karena sekolah-sekolah ini terletak
di daerah terpencil, tingkat pergantian guru sangat tinggi. Mayoritas guru di
daerah terpencil lebih suka pergi ke pusat kota untuk mengajar karena gaji guru
di sana tidak sebaik guru-guru di pusat kota. Jadi komunitas pengajar di daerah-daerah
terpencil masih sangat muda dan tidak berpengalaman.
Sekolah yang lebih kuat di Shanghai mengirimkan tim manajemen yang
baik ke sekolah yang berkinerja lebih rendah. Tim manajemen yang masuk ke sekolah
yang berkinerja lebih rendah membantu memimpin para guru dan membantu memberi
mereka pelajaran pengalaman untuk mentransfer manajemen, metode, konsep, serta
meningkatkan standar pendidikan sekolah yang lebih kuat ke sekolah yang
berkinerja kurang tersebut. Biasanya guru berpikir sangat sulit untuk mengajar
siswa yang lemah. Namun, setelah mereka mengubah prasangka mereka, mereka
menyadari bahwa semua siswa memiliki keinginan dan potensi untuk menjadi
sukses.
Di masa lalu, cara Shanghai mengubah situasi adalah dengan mengirim guru
dan analis yang luar biasa untuk duduk di kelas dan bertukar gagasan dengan
guru dan menasihati mereka. Pada hari berikutnya kelasnya jelas lebih baik. Namun
tidak lama setelah itu, para guru kembali ke cara mengajar mereka yang lama. Triknya
adalah membuat perubahan dalam perilaku guru sebagai perubahan sistematis dan abadi.
Namun, dengan begitu banyak guru, tidak dapat memberi saran dengan mudah satu
per satu untuk selamanya. Jadi, guru yang baik diminta untuk menunjukkan
bagaimana kelas yang baik seharusnya, dan memintanya untuk menulis rencana
pelajaran dan membuat presentasi power
point atau flash, seluruh
prosedur dari memulai pembelajaran hingga menutup pembelajaran.
Pemberdayaan administrasi sangat memengaruhi sistem dan sikap sekolah
serta meningkatkan kepercayaan diri sekolah. Sebagai contoh, di beberapa
sekolah, awalnya nilainya sangat buruk dan orang tua memindahkan anak-anak
mereka ke sekolah lain. Namun, setelah Pemberdayaan Administrasi mengambil alih
sekolah-sekolah yang berkinerja buruk ini selama satu atau dua tahun, semua
siswa kembali. Bahkan untuk anak-anak yang tidak pergi ke sekolah-sekolah ini
sebelumnya, orang tua mereka juga mendaftarkan mereka. Jadi, keluarga yang
tadinya meminta siswa meninggalkan sekolah berbondong-bondong, menjadi
benar-benar ingin mendaftarkan anak-anak mereka di sekolah tersebut. Pemberdayaan
Administrasi telah berhasil meningkatkan sekolah yang berkinerja buruk menjadi
lebih baik.
Video yang ketiga berjudul Ontario
(Canada) - Strong Performers and Successful Reformers in Education[3]. Hal
paling penting yang dilakukan Kanada untuk menjamin keberhasilan ekonomi masa
depan adalah berinvestasi dalam keterampilan dan pendidikan anak-anak mereka.
Pemerintah Kanada telah berusaha sangat keras untuk mendapatkan peningkatan
yang terukur.
Empat dari sepuluh siswa di Ontario adalah imigran sehingga populasi siswa
kaya akan keanekaragaman. Keanekaragaman tersebut tidak dilihat sebagai
penghalang tetapi dilihat sebagai peluang dan tantangan. Pemerintah memastikan untuk
menyediakan lebih banyak dukungan dan lebih banyak sumber daya dengan cara yang
berarti bagi sekolah. Pemerintah juga dapat mengidentifikasi proporsi anak-anak
yang hidup dalam kemiskinan dan anak-anak yang datang ke sekolah tanpa bahasa
Inggris atau Perancis sebagai bahasa pertama mereka. Sumber daya tambahan
diberikan untuk membangun kapasitas tambahan staf pengajar dan kepemimpinan
sekolah untuk membantu memenuhi kebutuhan anak-anak itu di awal semester.
Standar provinsi Ontario dalam membaca, menulis, dan matematika yaitu
tahun 2002-2003: 54% siswa memenuhi standar provinsi, tahun 2009-2010: 68%
siswa mencapai standar provinsi. Tingkat kelulusan sekolah menengah atas yaitu
tahun 2004: 68% siswa lulus dan tahun 2008: 77% siswa lulus. Hasil PISA
menunjukkan bahwa pada tahun 2009, Ontario berada pada peringkat 10 atas dalam
membaca. Anak-anak imigran dan kelahiran Kanada memiliki kinerja yang sama
baiknya dalam penilaian tersebut. Strategi keberhasilan siswa Ontario adalah menurunkan
tingkat putus sekolah dan meningkatkan tingkat kelulusan.
Beberapa tahun terakhir pemerintah memberikan intervensi untuk anak-anak
yang tidak mencapai penguasaan. Pemerintah Kanada juga memiliki data yang
sangat signifikan yang menunjukkan jika seorang anak tidak mencapai standar dan
dilakukan intervensi, pelacakan dapat dilakukan untuk memantau kemajuan anak
tersebut. Salah satu hal yang menarik pada tahun 2004 adalah bahwa sekolah
menengah tidak tahu berapa proporsi anak-anak yang lulus dan anak-anak mana
yang berada di jalur yang tepat untuk sekolah pascasarjana, serta berapa banyak
anak yang mendapatkan semua kredit mereka di kelas 9 atau kelas 10. Setahun
kemudian dengan arahan yang kuat dari pemerintah, sekolah menengah mampu memonitor
hal tersebut.
Pemerintah memberikan bantuan bagi anak-anak imigran agar mereka dapat
mengikuti pembelajaran dengan baik. Ada komunitas belajar bahasa Inggris yang
besar di Ontario yang dapat mereka ikuti. Siswa juga mendapatkan bimbingan
khusus dari guru untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris mereka. Dengan
demikian kesenjangan antara siswa imigran dengan yang asli lahir di Kanada
dapat dikurangi.
Ada banyak cara telah dilakukan untuk mendukung siswa di sekolah. Dalam
hal ini seluruh staf sekolah dilibatkan. Beberapa cara yang mereka lakukan
adalah melalui rapat staf yaitu pertemuan kelompok besar di mana semua terlibat
untuk melayani siswa, terutama siswa yang berisiko.
Perbandingan Pendidikan dan
Pembelajaram antara Korea Selatan, Cina, dan Kanada
Berdasarkan ketiga video di atas, ketiga negara, baik Korea Selatan,
Cina (Shanghai), maupun Kanada (Ontario) berupaya untuk mengatasi kesenjangan
dalam bidang pendidikan. Mereka ingin menciptakan kesempatan yang sama untuk
semua siswa. Korea lebih fokus untuk mengatasi kesenjangan di antara siswa yang
berasal dari keluarga berpenghasilan tinggi dengan siswa yang berasal dari
keluarga berpenghasilan rendah melalui program buku teks digital dan Home Learning System. Shanghai (Cina)
ingin mengatasi kesenjangan antara sekolah di wilayah perkotaan dengan di
pedesaan atau wilayah terpencil, juga antara sekolah yang kinerjanya kuat
dengan yang kinerjanya lemah. Program yang menjadi unggulan yaitu Pemberdayaan
Administrasi di mana sekolah yang kuat dari Shanghai atau lembaga pendidikan
dikontrak untuk memperkuat sekolah yang lebih lemah. Sedangkan di Kanada,
pemerintah fokus pada mengatasi kesenjangan antara siswa kelahiran Kanada
dengan siswa imigran. Siswa imigran umumnya memiliki hambatan dalam bahasa
pengantar di sekolah yang berbeda dengan negara asalnya. Program yang menjadi
unggulan pemerintah adalah intervensi khusus bagi siswa yang mengalami hambatan
tersebut dan juga komunitas belajar bahasa Inggris.
Laporam OECD, Teaching and
Learning International Survey (TALIS)[4] menyebutkan
bahwa di Shanghai (Cina), 55% dari guru melaporkan sering menenangkan siswa
yang mengganggu (rata-rata OECD 65%) dan 93% melaporkan sering menjelaskan
bagaimana topik baru dan lama terkait (rata-rata OECD 84%). Di Shanghai (Cina),
67% guru melaporkan sering meminta siswa untuk memutuskan prosedur mereka
sendiri untuk menyelesaikan tugas-tugas kompleks, dibandingkan dengan 45%
rata-rata di seluruh OECD. Selama pelajaran biasa, para guru menghabiskan 85%
waktu di kelas untuk mengajar dan belajar aktual, rata-rata di Shanghai (Cina),
yang lebih tinggi dari rata-rata OECD 78%. Dalam lima hingga sepuluh tahun
terakhir, waktu kelas yang dihabiskan untuk pengajaran dan pembelajaran aktual
telah berkurang di sekitar setengah negara dan ekonomi yang berpartisipasi
dalam TALIS, tetapi tiga tahun terakhir di Shanghai (Cina), waktu kelas yang
dihabiskan untuk pengajaran dan pembelajaran aktual tetap stabil.
Sebesar 83% guru di Shanghai (Cina) secara rutin menilai kemajuan siswa
mereka dengan mengamati mereka dan memberikan umpan balik langsung (rata-rata
OECD 79%), sementara 56% guru melaporkan mengelola penilaian mereka sendiri
kepada siswa mereka (rata-rata OECD 77%) dan 43% guru sering membiarkan siswa
mengevaluasi kemajuan mereka sendiri (rata-rata OECD 41%). Secara keseluruhan,
sebagian besar guru dan pemimpin sekolah memandang kolega mereka terbuka untuk
berubah dan sekolah mereka sebagai tempat yang memiliki kapasitas untuk
mengadopsi praktik-praktik inovatif. Sebesar 92% guru juga melaporkan bahwa mereka
dan kolega mereka saling mendukung dalam menerapkan ide-ide baru. Ini lebih
tinggi daripada bagian rata-rata di negara-negara OECD dan ekonomi yang
berpartisipasi dalam TALIS (78%).
Data-data dari laporan OECD tersebut menunjukkan bahwa kinerja Shanghai
(Cina) dalam bidang pendidikan memang melebihi rata-rata OECD sehingga tidak
mengherankan jika Shanghai (Cina) berada pada posisi paling atas dalam tes
PISA. Data tersebut jika dibandingkan dengan Korea[5]
dan Kanada[6]
adalah seperti berikut.
Tabel
1. Perbandingan Praktik Guru di Kelas antara Cina, Korea, dan Kanada
No.
|
Aspek
|
Shanghai (Cina)
|
Korea
|
Ontario (Kanada)
|
Rata-rata OECD
|
1.
|
Menenangkan siswa yang mengganggu
|
55%
|
75%
|
58%
|
65%
|
2.
|
Menjelaskan bagaimana topik baru dan lama terkait
|
93%
|
86%
|
87%
|
84%
|
3.
|
Meminta siswa untuk memutuskan prosedur mereka sendiri
untuk menyelesaikan tugas-tugas kompleks
|
67%
|
51%
|
55%
|
45%
|
4.
|
Waktu di kelas untuk mengajar dan belajar aktual
|
85%
|
76%
|
81%
|
78%
|
5.
|
Secara rutin menilai kemajuan siswa mereka dengan
mengamati dan memberikan umpan balik langsung
|
83%
|
60%
|
87%
|
79%
|
6.
|
Mengelola penilaian sendiri kepada siswa
|
56%
|
53%
|
94%
|
77%
|
7.
|
Membiarkan siswa mengevaluasi kemajuan
mereka sendiri
|
43%
|
36%
|
42%
|
41%
|
8.
|
Guru dan kolega saling mendukung dalam
menerapkan ide-ide baru
|
92%
|
71%
|
86%
|
78%
|
Dari tabel 1 di atas, terlihat bahwa kinerja guru di kelas-kelas Cina
lebih baik dibandingkan di Korea dan Kanada. Sebagai contoh dalam aspek
manajemen kelas, guru tidak terlalu menghabiskan energi untuk menenangkan siswa
di kelas. Hal ini karena siswa di Cina memang terbiasa dengan sikap tenang dan
menghormati guru di kelas. Dalam hal ini Kanada juga lebih unggul dibanding
Korea.
Dalam aspek menilai kemajuan siswa secara rutin dengan mengamati dan
memberikan umpan balik langsung, Cina dan Korea masih berada di bawah Kanada,
namun Cina lebih unggul dibanding rata-rata OECD. Cina hampir lebih unggul
dalam segala aspek dibandingkan dengan Korea dan Kanada, terutama dalam kerja
sama antar sesama guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Jadi, tidak
heran jika pada tes PISA tahun 2018, dari 77 negara, Cina berada pada peringkat
pertama. Sementara itu, Kanada berada pada peringkat keenam dan Korea pada
peringkat kesembilan[7]. Prestasi Cina tentunya tidak lepas dari
praktik pembelajaran yang sangat baik di kelas.
[1]
Korea - Strong Performers and Successful
Reformers in Education, 10 Februari 2012, https://www.youtube.com/watch?v=OJhzdIBUPs0
[2]
Shanghai (China) - Strong Performers and
Successful Reformers in Education, 24 Januari 2012, https://www.youtube.com/watch?v=yxT94FXwSPM&list=PLqjNc44fuj5YowB_-EBVRRN8
V6 tlzLbb1&index=4
[3]
Ontario (Canada) - Strong Performers and
Successful Reformers in Education, 24 Januari 2012, https://www.youtube.com/watch?v=p4d9o6RpYDM&index=3&list=PLqjNc44fuj5YowB_-EBVRRN8V6tlzLbb1
[4] OECD 2019, Shanghai (China) - Country Note - TALIS 2018 Results, hlm. 2., diunduh
dari http://www.oecd.org/education/talis/TALIS2018_CN_CSH.pdf pada 21 Desember 2019.
[5]
OECD 2019, Alberta (Canada) - Country
Note - TALIS 2018 Results, hlm. 2., diunduh dari
http://www.oecd.org/education/talis/TALIS2018_CN_CAB.pdf pada 21 Desember 2019.
[6]
OECD 2019, Korea - Country Note - TALIS 2018
Results, hlm. 2., diunduh dari https://www.oecd.org/education/talis/TALIS2018_CN_KOR.pdf
pada 21 Desember 2019.
[7] OECD, Snapshot od Student Performance, diunduh dari https://www.oecd.org/pisa/PISA-results_ENGLISH.png pada tanggal 12 Desember 2019 pukul
09.16.
Komentar
Posting Komentar