Meningkatkan Kemandirian Siswa dalam Belajar Matematika melalui Metode TAI
Matematika seringkali menjadi mata pelajaran yang ditakuti
oleh siswa. Padahal mempelajari matematika sangat penting. Dengan belajar matematika, siswa diharapkan menunjukkan sikap positif yaitu logis, kritis, cermat dan
teliti, jujur, bertanggung jawab, dan tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan
masalah (Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016). Sikap-sikap positif tersebut sesuai dengan program
pemerintah untuk memperkuat pendidikan karakter melalui gerakan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK).
Di sekolah dasar, kemampuan siswa sangat bervariasi.
Ketika mendapat tugas individu tidak semua siswa mampu mengerjakan secara
mandiri. Sedangkan jika mendapat tugas kelompok, siswa yang pandai cenderung
mendominasi. Oleh karena itu,
diperlukan bimbingan guru sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Akan tetapi, jika guru harus membimbing satu per satu, waktu di kelas tidak akan efektif
sehingga diperlukan metode pembelajaran yang sesuai untuk kemampuan siswa yang heterogen.
Salah satu metode pembelajaran yang tepat digunakan pada
pembelajaran matematika adalah Metode Team
Assisted Individualization (TAI). Metode TAI adalah tipe model pembelajaran
kooperatif yang mampu menjawab kebutuhan untuk pembelajaran kooperatif
sekaligus kebubutuhan individu siswa. Dengan menggunakan metode ini, lebih dari separuh waktu guru dapat dimanfaatkan untuk membimbing
kelompok-kelompok kecil yang diambil dari kelompok-kelompok heterogen yang
memiliki kemampuan setara. Dengan bimbingan yang intensif, kemampuan masing-masing siswa dapat
meningkat.
Pembelajaran matematika di kelas V A SD Negeri Masaran 1
tahun pelajaran 2018/2019 telah menggunakan metode TAI. Sebelum pelaksanaan pembelajaran,
guru menyiapkan modul khusus untuk TAI. Guru juga membagi kelompok heterogen
berdasarkan nilai tes pra program. Masing-masing kelompok beranggotakan 4 sampai 5 siswa.
Langkah pembelajaran dengan metode TAI dimulai guru dengan memperkenalkan konsep-konsep secara klasikal dan
memberikan beberapa contoh soal untuk dikerjakan bersama. Guru menjelaskan prosedur
TAI sampai siswa benar-benar paham,
pengerjaan unit-unit secara individual, cara pengecekan, skor individu dan tim,
dan lain-lain. Guru kemudian membagikan modul yang
berisi: halaman panduan,
latihan kemampuan, tes formatif, tes unit, dan halaman jawaban. Guru juga memberikan kunci
jawaban yang diletakkan secara terpisah dalam “buku kontrol”. Para siswa mengerjakan modul
masing-masing. Dua orang siswa dalam kelompok bertugas untuk mengecek jawaban.
Siswa yang sudah tuntas dalam satu level dapat mengerjakan level selanjutnya.
Sedangkan yang belum tuntas, dapat meminta bantuan teman atau guru untuk
menjelaskan materi yang belum dipahami sebelum mengerjakan level berikutnya.
Seminggu sekali, guru menghitung skor kelompok. Kelompok terbaik mendapatkan
predikat “kelompok super”, yang
menengah “kelompok hebat”, dan yang paling rendah “kelompok bagus”. Kelompok
yang memperoleh label kelompok super dan kelompok hebat mendapatkan sertifikat
yang menarik. Setelah selesai satu unit, guru menghentikan program individual dan meluangkan waktu untuk mengajar
seluruh kelas guna menguasai
keterampilan-keterampilan tertentu.
TAI
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari
keaktifan siswa dalam mengerjakan modul. Siswa bersemangat karena modul yang
dikerjakan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Siswa juga termotivasi untuk
segera menyelesaikan ujian unit dengan kemampuan sendiri. Siswa yang lebih dulu
selesai terdorong untuk membantu teman kelompoknya supaya mendapatkan predikat
sebagai kelompok super. Hasil belajar pun meningkat pesat karena siswa tidak
lagi malas untuk berlatih mengerjakan soal. Di sisi lain, metode TAI meningkatkan
karakter mandiri dalam belajar matematika.
Artikel ini telah terbit di Jateng Pos dengan judul "TAI Tingkatkan Kemandirian Siswa dalam Belajar Matematika" pada 11 Juni 2019.
Komentar
Posting Komentar