Meningkatkan Literasi Digital Siswa melalui E-Learning Berbantuan Blog
Saat ini negara-negara di dunia mulai mengarahkan
pendidikan untuk menjembatani siswa menguasai kecakapan abad 21, yaitu kualitas
karakter, literasi dasar, dan kompetensi (kemampuan berpikir krtitis dan
pemecahan masalah, kolaborasi, kreativitas, dan komunikasi). Dalam kurikulum
2013 terdapat enam jenis literasi yang diutamakan yaitu literasi baca-tulis, literasi
budaya dan kewargaan, literasi sains, literasi numerasi, literasi digital, dan
literasi finansial (Kemdikbud, 2018). Pandemi Covid-19 menyebabkan siswa harus
belajar di rumah sehingga literasi digital menjadi sangat krusial. Literasi
digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital,
alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan,
membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat,
tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam
kehidupan sehari-hari (Kemdikbud, 2017).
Penggunaan e-learning
saat ini tidak dapat dihindari. E-learning
(electronic learning) adalah suatu
jenis pembelajaran yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan
menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain (Koran,
2002). Aplikasi yang populer seperti Whatsapp, Telegram, bahkan media sosial
seperti Facebook dan Instagram dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran
elektronik. Saat ini tersedia juga banyak aplikasi konferensi video sehingga
guru dan siswa dapat bertatap muka secara daring, seperti Google Hangouts Meet,
Skype, Zoom, Cisco Webex, dan sebagainya.
Selama masa pandemi ini, untuk pembelajaran di kelas V A
SD Negeri Masaran 1 tahun 2019/2020 guru menerapkan e-learning melalui media blog. Dengan menggunakan blog guru dapat
menggabungkan berbagai link menjadi satu sehingga mudah diakses oleh siswa.
Selain itu sifat pembelajaran yang asinkron membuat pembelajaran lebih
fleksibel sehingga tidak terlalu membebani siswa. Untuk diskusi, aplikasi
whatsapp digunakan agar real time dan
siswa tidak perlu terus-menerus mengecek blog.
Materi blog dirancang oleh guru sedemikian rupa sehingga
memudahkan siswa dalam mengikuti alur pembelajaran. Judul postingan blog ditulis
sesuai dengan materi yang dipelajari siswa. Kegiatan yang harus dilakukan siswa
diberi penekanan berupa huruf dengan ukuran yang lebih besar dan diberi efek bold. Kegiatan yang dicantumkan
meliputi: Membaca, Menyimak Video, Tugas Mandiri, dan Postes.
Pada kegiatan membaca, teks bacaan sesuai tema disajikan
dalam blog. Setelah membaca siswa diminta untuk menyimak video sesuai materi
pembelajaran. Video disematkan dari link Youtube. Setelah mengamati video,
siswa dapat bertanya atau berdiskusi melalui grup Whatsapp. Selanjutnya siswa
mengerjakan tugas mandiri. Salah satu tugas mandiri yang diberikan guru yaitu
melakukan percobaan untuk membedakan zat tunggal dan zat campuran. Tugas
tersebut diunggah di link Google Drive yang sudah tersedia di blog. Link ini
dibuat dalam bentuk gambar sehingga tampilan blog lebih menarik. Terakhir,
siswa mengerjakan post test berupa
soal yang sudah dirancang oleh guru dengan memanfaatkan bank soal pada Portal
Rumah Belajar.
Pembelajaran elektronik berbantuan blog ini meningkatkan
literasi digital siswa. Mereka yang tadinya belum paham apa itu blog, link, Google
Drive, dan sebagainya menjadi lebih paham. Dengan penugasan yang ada siswa juga
menjadi lebih kreatif dalam membuat video yaitu dengan menyisipkan gambar atau
tulisan di video. Post test yang
diberikan mendorong siswa untuk membuat akun di Portal Rumah Belajar. Hal ini meningkatkan
akses mereka ke sumber-sumber pengetahuan di dunia maya.
Artikel ini sudah diterbitkan di Jateng Pos dengan judul "E-Learning Berbantuan Blog Tingkatkan Literasi Digital Siswa" pada 11 Mei 2020
Suksess selaluu....syemangattt💪💪
BalasHapusSiap, terima kasih🙂
Hapus